Tidak banyak yang mengetahui, bahwa kegiatan pemboran pada perusahaan panas bumi ataupun minyak dan gas (Migas) merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang harus dilakukan.  Kegiatan pemboran dilakukan dalam standar keselamatan tinggi, pelaksanaan yang tepat waktu dengan biaya yang efisien. Perencanaan yang matang merupakan kunci sukses proyek pemboran. Perencanaan ini mencakup aspek teknis, aspek geologi, aspek fasilitas, aspek keselamatan kerja dan juga aspek sosial terhadap kehidupan masyarakat sekitar wilayah operasi. Sehingga fungsi dan peran dari para engineer tidak hanya secara teknis, tetapi juga dituntut memiliki kemampuan manajemen dan sosial masyarakat.

Dengan dilatarbelakangi keingintahuan yang lebih pada bidang manajemen pengeboran, Program Studi Teknik Perminyakan TANRI ABENG UNIVERSITY menggelar Seminar bertajuk “Seminar Manajemen Pengeboran Minyak, Gas, dan Panas Bumi pada hari Sabtu, 15 Desember 2018 yang lalu.

Seminar ini bertujuan untuk memberikan pengenalan dan pemahaman lebih lanjut tentang pengelolaan energi panas bumi dan operasi pemboran, ditengah krisis energi yang akan datang serta penggambaran langsung keadaan dunia perminyakan secara keseluruhan saat ini dengan mendatangkan praktisi industri Perminyakan yang handal di bidangnya. Selain para praktisi Industri Perminyakan saat ini, seminar ini dihadiri pula oleh para mahasiswa TAU dan Universitas lain, serta siswa/siswi SMK Migas Cibinong sebagai tamu undangan khusus.

Pembicara dalam seminar ini antara lain adalah Bapak Jerry M. Lumban Tobing, ST., MT (Dosen Teknik Perminyakan TAU), Bapak Dorman Pardamean Purba, ST., M. Energy (Project Manager Rigsis Energy Indonesia), dan Erwindo Tanjung (Drilling Sr.Manager Premier Oil), dengan moderator Bapak Dahrul Effendi, ST., MT. (Dosen Teknik Perminyakan TAU).

Kegiatan seminar ini dilakukan dalam 3 sesi. Pembicara pertama, Bapak Jerry M. Lumban Tobing, ST., MT. menjelaskan mengenai pengenalan kegiatan pemboran di dunia perminyakan khususnya pada lapangan yang telah siap dilakukan kegiatan pemboran. Kemudian pembahasan dilanjutkan oleh Bapak Dorman Pardamean Purba, ST., M.Energy, yang membahas tentang pemboran panas bumi dan perbandingan antara pemboran migas dengan pemboran panas bumi serta tantangan apa saja yang ditemui pada saat melakukan kedua jenis pemboran tersebut. Dan sesi ketiga ditutup oleh Bapak Erwindo Tanjung, ST. dengan pembahasan mengenai manajemen pengeboran yang dilihat dari berbagai sisi seperti waktu, efisiensi biaya, HSE dan tim atau personil yang dibutuhkan dalam kegiata pemboran pada lapangan migas. Dari pembahasan ini diharapkan para peserta seminar dapat menambah wawasan pada bidang pemboran perminyakan dan dapat memberikan gambaran serta pengalaman yang didapat dari para pembicara sebagai wawasan tambahan mengenai kondisi lapangan kerja Teknik Perminyakan secara riil. (NRS)