Pada hari Selasa, 28 Agustus 2018, telah dilangsungkan pertemuan Tanri Abeng University yang dipimpin oleh Dr. Tanri Abeng, MBA dengan Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri, S.Ag., M.Si di gedung Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), Jakarta. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Sekjen Kemenaker, Hery Sudarmanto dan vice rector non academics TAU, Munandar Nayaputera. Dalam pertemuan tersebut Bapak Tanri Abeng dan Bapak Hanif Dhakiri saling berbagi tentang sumber daya manusia di Indonesia. “Ada enam juta pengangguran di Indonesia, tapi ada working poor yang berjumlah 33 juta orang. Problem kemiskinan berasal dari mereka yang berasal dari working poor. Yaitu mereka yang tidak memiliki kesempatan peningkatan karir karena latar belakang pendidikan tidak mendukung. Lima puluh delapan persen penduduk Indonesia itu lulusan SD dan SMP,” ujar Bapak Hanif Dhakiri.
Bapak Tanri Abeng memandang problem krusial yang dihadapi Indonesia saat ini adalah kurangnya pemimpin yang kompeten. Beliau mengusulkan tiga fase untuk melatih para pegawai agar menjadi pemimpin yang baik. “Fase pertama itu mindset. Teknologi dan globalisasi menuntut kita mengubah mindset. Kedua yaitu fundamental management. Ketiga adalah leadership skills.” Beliau juga menambahkan bahwa reformasi birokrasi tidak akan berubah bila tidak ada perubahan sistem.
Ketika Bapak Tanri Abeng mengakui umurnya sudah menginjak 76 tahun, Bapak Hanif Dhakiri nampak terkejut dan memuji semangat serta penampilan beliau yang nampak lebih muda dari umur aslinya. “Tua oke, tapi jangan renta. Memang harus begitu, Pak!” ujar Bapak Hanif Dhakiri
Pertemuan ini juga memperbincangkan tentang rencana kerjasama antara TAU dengan Kemenaker untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Pertemuan diakhiri dengan penyerahan plakat Tanri Abeng University dan buku Badan Usaha Milik Rakyat.